Beranda | Artikel
Jodoh itu Cerminan Diri Kita (Kriteria Memilih Jodoh)
Selasa, 9 Februari 2021

Tahukah Anda bahwa jodoh itu cerminan diri kita?

Mendapatkan pasangan ideal adalah impian bagi semua orang, tidak terkecuali bagi pasangan ikhwan-akhwat yang sudah berstatus suami istri. Mereka pun mendambakan dalam kehidupan rumah tangganya sehari-hari bisa menjadi pasangan yang paling harmonis yang di dalamnya dipenuhi rasa kasih sayang atau yang disebut dengan keluarga sakinah mawadah warohmah. Yang semua itu pastinya tidak terlepas dari masing-masing orang saat menjatuhkan pilihan di awal dalam menentukan kriteria pasangan.

“Jangan salah pilih” kira-kira kalimat itulah yang sering muncul menjadi perhatian bagi ikhwan-akhwat yang sudah ingin mendapatkan jodoh. Memilih atau menentukan kriteria menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh mereka agar tak salah pilih. 

 

Dalam agama kita sudah diberikan gambaran siapa dan seperti apakah calon pasangan yang ideal itu.

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”. (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446)

Baca juga: Kriteria Wanita Idaman

 

Apakah hadits tersebut kemudian dikhususkan untuk membela kaum ikhwan? 

Lalu bagaimana nasib kaum akhwat, kenapa tidak disebutkan hadist yang khusus juga untuk mereka? 

Hai sekalian akhwat, tak perlulah risau dengan hal itu. Sebab semua hukum dalam Islam tidak satu pun ada yang dibuat oleh Allah Ta’ala atau pun yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merugikan manusia termasuk kita kaum akhwat. 

Dalam QS. An-Nur ayat 26 sangat jelas Allah menyebutkan,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nur: 26)

Untuk itu tak perlulah ada ragu, jodoh kita adalah cerminan diri kita pula. Dengan kata lain, jika ingin mendapatkan pasangan yang terbaik maka perbaikilah diri terlebih dahulu.

Firman Allah Ta’ala di atas (QS.An-Nur 26), adalah bukti bahwa Allah memberikan pasangan bagi hamba-hamba-Nya adalah yang sekufu. 

Para akhwat tak perlu pesimis. Sebab jika pun kaum Adam diberikan hak prerogratif untuk memilih, maka kaum hawa diberikan hak untuk menolak. 

Maka dari itu sudah seharusnya dalam menentukan kriteria masing-masing harus menyesuaikan dengan keadaan diri. Atau dengan kata lain jangan terlalu muluk-muluk. Sebab bisa jadi hal itu akan menyulitkan diri sendiri yang menyebabkan sulitnya menemukan pasangan. Hingga Anda akan awet menyandang gelar jomblo. 

Ingat, jomblo itu rawan dengan godaan dan rundungan. Sebutan ‘ngenes‘ pun menjadi kata paling populer untuk mereka, lantaran para jomblo memang akrab dengan situasi dan kondisi galau. 

Nah, jomblowan dan jomblowati yang senantiasa berkawan sepi. Permudahlah calon masing-masing. Jangan berharap yang sempurna dalam masa pencarian, sebab kesempurnaan itu adanya di dalam mahligai rumah tangga dengan saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. 

Jangan takut atau ragu untuk memulai pencarian jodoh dengan meminta bantuan pihak ketiga. Anda bisa mencari jodoh melalui saudara, teman, atau dengan biro jodoh. Yang terpenting tidak melalui proses pacaran.

Akad nikah tidak menuntut syarat adanya cinta, tetapi cintalah yang menuntut adanya pernikahan. Artinya, jika Anda pacaran, cinta Anda belum tentu akan membuahkan pernikahan. Akan tetapi, dalam pernikahan sudah pasti akan membuahkan rasa cinta. 

 

Let’s join us, Biro Jodoh Rumaysho

 

Baca juga:

 

Penulis: Bunda Liesky (Pengasuh Biro Jodoh Rumaysho)

Editor: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel RemajaIslam.Com


Artikel asli: https://remajaislam.com/1785-jodoh-itu-cerminan-diri-kita.html